Babi adalah Simbol Ketaatan Manusia




Post ini adalah murni pemikiran gue tentang Babi. Semoga saja post ini tidak mengandung unsur SARA. Tidak juga mengandung Isyana SARAsvati , tapi kalau dia sudah pakai hijab sperti ini, itu lain ceritanya...



Atau buffer dulu aja ya, biar engga serius-serius banget






Lanjut..

Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung lemper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Babi adalah omnivora, yang berarti mereka mengonsumsi baik daging maupun tumbuh-tumbuhan. Selain itu, babi adalah salah satu mamalia yang paling cerdas, dan dilaporkan lebih pintar dan mudah dipelihara dibandingkan dengan anjing dan kucing. (wikipedia Indonesia)

Menurut gue sekarang ini orang begitu memandang babi sebagai makhluk yang hina dan harus dijauhi. Padahal paradigma mereka tentang babi itu salah. Analoginya adalah seperti kita menjauhi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Bukan berarti menyamakan atau menganggap rendah ODHA, justru gue ingin mengubah cara pandang yang salah ini. Perilaku yang salah masyarakat adalah mereka mengucilkan, mendiskriminasi, dan menjauhi ODHA, padahal bukan orangnya yang harus dijauhi, tetapi penyakitnya. ODHA harus didukung dan dimotivasi untuk dapat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasanya. Begitu pula dengan babi. Babi haram hanya untuk dikonsumsi, baik itu dimakan, diminum, dihisap (pada filter rokok), atau dipakai (dikhawatirkan akan ditelan zat-zat babinya) dan penggunaan lain yang melibatkan setiap mikro dari molekul babi ini.

Namun, tidak sepantasnya babi didiskriminasi dan dikucilkan, bahkan ketika babi yang masih kecil dan imut, yang belum mengerti asam garam kehidupan, dianggap menjijikkan oleh kebanyakan orang. Kita harus menyayanginya, menjaga kehormatannya dan membiarkiannya hidup dengan tidak membunuh lalu mengkonsumsinya. Babi itu lucu, dia berwarna pink. Babi itu disebutkan di ayat-ayat suci beberapa agama, sedang belum tentu hewan lain ikut disebutkan.




Babi adalah simbol ketaatan manusia



1. Ketaatan manusia kepada Tuhan.

Dalam agama islam, babi diharamkan dalam 4 ayat dalam Al Quran, yakni Al-Baqoroh : 173, Al-Maidah : 3, Al-An'am : 145 dan An-Nahl : 115.

“Diharamkan bagimu (memakan): daging bangkai, darah, daging babi, dan yang disembelih dengan nama selain Allah.”  (Al-Maidah: 3)

Maka, salah satu Indikator ketaatan manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan tidak membunuh lalu memakan daging babi -- diluar konteks "keadaan darurat"--. 1,2 Milyar muslim di semesta ini yang mengaku taat maka sudah otomatis akan menjauhi dari mengkonsumsi babi dan membiarkannya hidup di alam liar.


Begitu pula dalam kitab saudara-saudara gue yang beragama yahudi dan kristiani (mohon koreksinya apabila gue salah)..

dikutip dari blog kebenaraniman

Dalam Kitab Ulangan 14: 8 dalam berbagai Versi Terjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia:
14:8 Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tak boleh dimakan, bangkainya tak boleh disentuh. (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari – LAI 1985)
14:8 Dan lagi babi, karena sungguhpun kukunya terbelah dua, tetapi tiada ia memamah biak, maka haramlah ia kepadamu, janganlah kamu makan dagingnya dan jangan menjamah bangkainya. (Indonesia Terjemahan Lama)
14:8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya. (Alkitab Terjemahan Baru – 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).

         Dari ketiga Terjemahan Diatas dapat kita lihat, bahwa dua diantaranya mengatakan binatang babi yang menjadi haram untuk dimakan manusia. Berarti, semua jenis babi tidak boleh dimakan, baik itu babi ternak, babi kampung dan babi hutan. Sedangkan yang satu mengatakan babi hutan saja yang haram. Umat Kristiani banyak yang berpatokan kepada terjemahan yang satu ini, yakni Alkitab yang diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia terjemahan tahun 1974. Sehingga banyak umat Kristen yang memakan Babi ternak dan Kampung yang dianggap halal oleh firman Tuhan. Namun kita lihat lagi, bahwa pada tahun 1985 Lembaga Alkitab Indonesia telah memperbaharui kembali (Revisi) terjemahan Alkitab, mengganti Babi Hutan dengan kata Babi. Sesungguhnya dari kedua terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia diatas (1974 dan 1985), tidak ada yang salah. Kedua-duanya adalah benar.

Alkitab Perjanjian Lama menurut terjemahan aslinya, yakni dalam bahasa Ibrani di kitab Ulangan 14:8, 
ואת־החזיר כי־מפריס פרסה הוא ולא גרה טמא הוא לכם מבשׂרם לא תאכלו ובנבלתם לא תגעו׃

Kata Babi yang ditulis dalam bahasa Ibrani, dalam hal ini yang telah diberi tanda dengan warna biru, adalah חזיר dibaca dengan  khaz-eer'. Yang berarti dalam bahasa Inggris adalah Hog yang artinya adalah Babi. Baik itu babi hutan (Boar) maupun babi (swine). Jadi jelas sekali Alkitab mengatakan bahwa Babi adalah binatang yang tidak boleh dimakan oleh manusia (Haram).

Indikator ketaatan manusia ada banyak sekali. Apabila ketaatan manusia dalam bentuk menjauhi konsumsi babi sudah bisa terwujud, maka manusia bisa melakukan ketaatan lain seperti Soalat berjamaah tepat waktu, membayar zakat, beristighfar dan lain-lain dalam waktu bersamaan.






2. Loyalitas manusia kepada Kebebasan

Sebagai contoh adalah Komunitas Taring Babi. Komunitas ini sangat loyal terhadap bentuk kebebasan dan memerangi ketertindasan dan ketidakadilan di negeri Indonesia. Dikopi dari Fanspage Taring Babi


Taring Babi adalah komunitas independen, juga dikenal sebagai marjinal, Afra (Anti Fasis, Anti Rasis), dan Tempe Quality. Mike, salah satu pendiri marjinal mengatakan bahwa salah satu tujuan utama mereka adalah untuk memerangi diskriminasi dari segala jenis dengan mengungkapkan diskriminasi sehari-hari terhadap punk. "Karena kami telah tato dan tindikan, orang, dan terutama media, label kita untuk mencoba untuk mengabaikan pesan kita. Punk bukan merupakan pernyataan fashion. Ini adalah cara hidup yang tentang menjadi independen dan menentang ketidakadilan. " Marjinal telah gelisah dengan musik dan seni di pinggiran Jakarta selama hampir sepuluh tahun. Sebagai sebuah komunitas, mereka berkomitmen untuk berjuang untuk kesetaraan dan keadilan dan sering bergabung dengan pasukan band lokal, media kolektif, dan organisasi pekerja untuk membangun kegiatan dan kampanye yang inklusif dan kreatif. pangkalan mereka juga berfungsi sebagai distro mana mereka menjual tshirts, lencana, pin, dan album mereka telah membuat, serta sebuah studio cetak.


Contoh lain adalah komunitas Pasukan Babi Neraka. 


Pasukan Babi Neraka adalah komunitas yang berkaitan dengan band yang dibentuk oleh vokalis Stephanus Adjie ini. Di dalamnya berkumpul orang – orang yang punya kepentingan dengan Down For Life, mulai dari para penggemar hingga para personilnya sendiri. Komunitas ini sangat mudah ditemui di kawasan Kartopuran, di sebuah rumah yang juga berfungsi sebagai sebuah toko merchandise musik rock yang bernama Belukar Rockshop. Khusus untuk para penggemar, Pasukan Babi Neraka merupakan salah satu yang terbesar di Solo. (sumber : http://lysthano.com)

Down For Life juga memiliki sebuah lagu dengan judul yang sama dengan nama komunitasnya tersebut.



Lirik Lagu "Pasukan Babi Neraka"


gemuruh badai bertalu
kilat menyambar
curah surga basahi dunia

pasukan babi neraka
korbankan raga sukma

derap tegap langkah
guncangkan tanah
tanpa henti terjang laga bara

kami membawa api
kami tak kan akan mati
kami menjunjung janji
untuk relakan diri

palangan darah menunggu
deru amarah
tundukkan enam enam enam

pasukan babi neraka
bakarlah surga
pasukan babi neraka
kuasai dunia

demi kuasa yang esa
kendali udara air api tanah
kami hamba suci setia
kami pasukan babi neraka







3. Ketaatan manusia kepada Uang.

Siapa lagi kalau bukan Babi Ngepet. Sebuah stigma masyarakat tentang kekayaan yang mengakibatkan segalanya instan, bisa menjadi dukun palsu, pelihara tuyul, artis dadakan, ajang pencarian bakat atau menjadi babi ngepet. Tentu saja Babi Ngepet adalah bentuk penghambaan dan ketaatan manusia kepada uang yang sekaligus membuat pandangan masyarakat terhadap babi semakin menakutkan.


sumber : kabarbaguskangagus.blogspot.com

Tulisan ini adalah bentuk kekecewaan gue terhadap stigma masyarakat tentang babi. Babi harus disayangi, dan dilindungi hak-haknya. Gue yakin tahun 2039 akan berdiri Komnas Perlindungan Babi.

Ayo sayangi Babi, jangan biarkan mereka dibunuh dan dimakan, lindungi babi sampai pada suatu hari dimana manusia mencapai ketaatan yang tinggi kepada Tuhan mereka sehingga tidak ada satupun Babi yang dimakan, kemudian pasar perdagangan babi berubah menjadi pasar Halal Global.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari perkara yang baik yang telah Kami berikan kepada kalian dan bersukurlah kepada Allah jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya .” (QS. Al-Baqarah: 172)




Mimpi Yang terbeli


Sampai kapan mimpi-mimpi itu kita beli
Sampai nanti sampai habis terjual harga diri
Sampai kapan harga-harga itu melambung tinggi
Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi
(Mimpi yang Terbeli – Iwan Fals)


Aku seorang anak jaman yang dibesarkan dari keluarga yang bangkrut, yang tidak mampu meraih mimpinya menjadi seorang ahli kimia. Aku tidak menyalahkan nasib, sama sekali tidak. 

Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujung
(Aku Disini – Iwan Fals)

Seperti anak muda pada umumnya aku ingin punya mimpi. Temanku yang itu ingin jadi presiden, temanku yang itu ingin jadi menteri, temanku yang satunya ingin jadi konsultan sedang yang itu ingin jadi pengusaha kaya. Mimpi-mimpi mereka harus tercapai. Harus. Aku tahu mereka adalah orang-orang baik yang juga dibesarkan oleh kegelisahan. Biarkan pengembaraan mereka disaksikan oleh bumi dan diaminkan oleh langit. Mereka adalah inspirasi yang selalu bernyanyi dikala manusia lain sedang berelegi, selalu memegang prinsip dikala manusia lain sedang bermetafora dalam kepalsuan. Aku? Aku ingin bermimpi agar orang-orang disekelilingku bisa bahagia. 

Tahun 2015 memilik makna sebagai susunan dimensi angka antara aku dan proses mengambil keputusan dan tanggung jawab saat aku adalah mahasiswa tingkat akhir. Keputusan mau kemana aku untuk sebuah tanggung jawab yang akan kupersembahkan bagi Umi, Abah, saudara-saudaraku, negara dan agamaku.


1.
Mimpi pertamaku setalah lulus adalah melanjutkan studi di Eropa dalam bidang seni, desain grafis atau perfilman dengan ditanggung oleh beasiswa LPDP. Karena seni modern banyak berkiblat dari sana, lahir lalu berkembang dan mewarnai sisi bagian bumi lain setelahnya. Namun apabila boleh mengajukan satu mimpi tambahan, aku ingin menikah terlebih dahulu. Eropa sangat bebas, terlebih studiku adalah tentang seni. Seni adalah kebebasan jiwa. Apabila mengenal seni terlebih seni setelah masa renaisance, banyak sekali karya baik karya lukis atau patung yang memposisikan manusia telanjang sebagai obyeknya. Kemudian seni-seni tersebut diturunkan dalam perfilman, teater, modelling, fotografi dan sebagainya. Obyek telanjang adalah seni, tapi seni bukan hanya soal itu. Seni adalah mengagungkan keindahan rasa, kemerdekaan jiwa, bukan semata pada nafsu dan egoisme. Aku ingin mengerti hakikat kebebasan jiwa itu di dalam seni. Walaupun aku hanya ingin belajar pada desain grafis dan film sebagai turunan dari seni murni itu, tetapi tetap saja aku tidak tahu kapan setan dapat menegosiasikan hal-hal demikian atasnama kemerdekaan dan kebebasan jiwa. Sebab itu aku perlu ada seseorang disampingku yang tidak mungkin membiarkan jiwaku bebas dan larut dalam pengaruh gaya seni yang demikian, karena separuh jiwaku tersemat pada dirinya.








Kemudian apabila Tuhan yang Maha Kuasa mengabulkan mimpi tersebut, lalu kemana tanggung jawabku atas studi ekonomi syariah ini? Menurut tutur seorang sahabat,

“Ekonomi Syariah adalah model ekonomi terbaik yang diperuntukkan bagi manusia, hewan, dan lingkungan” 
(Fathony Syaukat, 2015)

Ya, aku sangat suka keindahan kutipannya itu, memposisikan ilmu yang aku pelajari 4 tahun ini sebagai suatu model terbaik bagi semesta. Ekonomi adalah juga tentang Surga dan Neraka, bukan hanya tentang perbankan, modal, pasar, supply dan demand.

Namun, apabila Tuhan tidak mengijinkan aku sekolah di Eropa, maka aku akan berusaha belajar secara otodidak dan belajar dengan para ahli desain dan film di dalam negeri. Membuka jasa freelance desain untuk menjemput rezekiNya. Ke Eropa atau tidak aku tetap ingin menekuni kedua bidang tersebut. Karena aku punya alasan yang kuat untuk mewujukan mimpi itu.

Everything happen for a reason. And my reason is about “why do my generation is getting farther and farther from the truth of the gods” ?


Tentang mimpi menjadi pembuat Film

1. Atasnama kebebasan berpikir, dan kemerdekaan berpendapat, ada sutradara yang dengan sangat tendesius terkadang menyerang kebenaran dan melakukan pembenaran dengan pluralisme






 


2. Film dan sinetron yang mengangkat tema tentang islam kebanyakan hanya berfokus pada jalan percintaannya saja. Aku tidak membenci tidak pula menyalahkan, sangat apresiasi terhadap film-film tersebut, saat memang masih pada syariah. Namun islam itu tidak hanya tentang cinta, tidak hanya tentang taaruf dan poligami. Memang karena stereotip masyarakat terhadap film islam seperti demikian, dan merupakan peluang bisnis yang dipandang menuntungkan bagi produser film. Masih sangat sedikit film berkualitas yang bercerita tentang jihad, tentang berbakti kepada orang tua, tentang jual beli, tentang mendidik anak dan semacamnya.

Biasanya judul film islam terdiri dari frase yang menggabungkan kata umum dengan kata islam. Misalnya adalah Ayat-Ayat Cinta, Surga yang tak Dirindukan, Ketika Cinta Bertasbih, Assalamu’alaikum Beijing, Perempuan Berkalung Sorban, Dalam Mihrab Cinta, dan lain lain. Sekali lagi bukan untuk mendiskreditkan film-film tersebut apalagi yang diadaptasi dari novel-novel yang berusaha mengajak penonton kepada kebaikan akhlak. Namun yang perlu dikhawatirkan adalah apabila film tersebut digarap oleh sutradara liberal yang masih belum mengerti hakikat islam, dan berkarya memutar balikan kebenaran islam. Aku hanya ingin melawan dengan karya yang menampakkan hakikat kebenaran islam, menghilangkan kebencian dan stigma pribadi islam yang tercoreng olehnya. 

Maka hanya ada satu kata : Lawan!(Wiji Thukul)

Dan semoga sebelum aku masuk dalam bagian “pembenaran” konsep islam dalam dunia perfilman, sutradara-sutradara yang masih eksis sekarang masih kreatif dalam memberi judul. Aku hanya khawatir ketika muncul film segenre setelah Ayat-Ayat Cinta diberi judul seperti Mukena Cinta, Kotak Amal Cinta, Keranda Cinta atau sinetron seperti Pesantren Rock n Roll dengan judul Majelis Yasin Progressive Metal, Pengajian Ibu-Ibu Alternative Rock atau TPA Masjid Nurul Iman Electronic Core.

3. Aku ingin membuat sebuah film eksperimental tentang sisi lain dari suatu fenomena di Indonesia. Misalnya, saat aku melakukan solo riding Bogor-Sragen-Bogor sejauh kuranglebih 1400 km dengan honda Legenda tua milik kakek (sebuah motor yang selalu dihina eksistensinya karena desainnya tidak kekinian katanya), sepanjang jalur pantura entah itu di daerah Subang atau Indramayu, aku melihat banyak sekali rumah-rumah yang menjual harga diri dari wanita. Ada yang tua ada yang belia. Sejenak aku berpikir tentang mereka, sedemikiankah keadaan ekonomi mengharuskan mereka menjual kehormatan? Pernah aku juga membaca sebuah thread di kaskus tentang survey terhadap wanita-wanita seperti demikian, ternyata 80% dari mereka sebenarnya tidak menikmati pekerjaannya, mempunyai mimpi untuk membesarkan anak dan memiliki keluarga yang bahagia, namun mereka tidak memiliki pilihan. Tidak tahu harus kemana mengadu, dan melakukan semuanya dengan terpaksa. Ketika aku dapat membuat sebuah film tentang mereka dengan estetika tinggi, kemudian dikopi dan ditonton banyak mata, pasti akan memiliki dampak berkumpulnya suaka untuk mereka. Akan datang investor-investor untuk membuka pekerjaan layak bagi mereka atau bahkan pria baik-baik yang mau melindunginya dan membangun keluarga.

Demikian berlaku juga tentang kisah anak jalanan, penjajak koran, pengamen, penyandang disabilitas, guru-guru di pedalaman, penyandang kanker yang miskin, petani buruh yang bingung membiaya pendidikan anaknya, atau nelayan yang tercekik ekonominya akibat tingginya harga solar.


Kemudian alasan menjadi desainer grafis :

1. Menjadi desainer grafis adalah sebuah usaha untuk memperindah tampilan dan fungsi sebuah media secara visual. Dengan berkembangnya media-media pertemenan membuat perlipatan arus penyampaian kebaikan yang lebih mudah. Asumsikan target kebaikanku adalah anak muda, maka semua anak muda yang memiliki akun-akun media pertemanan akan dengan mudah melihat sebuah gubahan ayat-ayat tuhan dengan ilustrasi dan gambar. Sekarang sudah banyak desainer-desainer grafis yang memiliki tujuan sama denganku, berbagi dan menyentuh ruang-ruang jiwa mereka yang sedang kosong.

2. Aku ingin menjadi seorang professional dalam bidang ini. Membangun sebuah yayasan dan sekolah bagi anak-anak jalan, dan penyandang disabilitas untuk menjadi seorang desainer grafis professional juga. Aku yakin. Sangat yakin bahkan. Suatu ketika Indonesia akan berubah menjadi negara metropolitan. Ketika Jakarta menjadi Kota seperti New York, Bandung seperti Tokyo, Surabaya seperti Paris dan Bogor menjadi seperti Beijing, akan banyak sekali papan reklame, iklan, dan kampanye yang bertebaran dimana-mana. 







Tahun ini Presiden Jokowi sudah membuka pintu Investasi asing selebar-lebarnya, mempersilakan investor untuk menanamkan modal dan bersaing di negeri ini. Ini bagus. Sangat bagus untuk pertumbuhan ekonomi. Namun aku tidak mau melupakan nasib anak-anak yang terbuang dari takdir mereka. Mereka harus mewarnai layar-layar raksasa di setiap sudut kota dengan karya mereka, bersaing melawan studio film, iklan dan animasi raksasa seperti Pixar, Dreamworks, Marvel yang pasti akan masuk ke Indonesia. Karya kami harus lebih bagus dari mereka, dan harus menanamkan nilai-nilai kebaikan untuk manusia.




Dengan demikian, aku bisa membantu anak-anak yang semula terbuang menjadi terpandang di mata dunia desain dan seni.

Demikianlah alasan sebagai dasar pijakanku dalam bermimpi. Aku ingin bangsa ini jadi baik. Memiliki pemuda yang tangguh yang selalu optimis mengerja asa. Memberikan hiburan yang tidak sekedar tren, tidak sekedar menghibur namun juga mendidik. Berapa banyak artis media sosial yang dengan jenaka memberikan lelucon yang sangat lucu, namun terkadang jauh dari pendidikan moral. 

Dan tentu saja mengembalikan citra Islam yang sudah susah payah dibangun oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam melalui ancaman pembunuhan dari kalangannya sendiri, dibangun oleh Mush’ab bin Umair yang meninggalkan kemewahan dunianya dan dibangun diatas cinta seorang Ummu Salamah yang berjalan 400 km seorang diri untuk kembali pada suami dan anaknya yang berhijrah ke Madinah.

Islamophobia adalah hal wajar saat ini. Islam adalah ikon teroris dan kekerasan. Islam adalah permusuhan dan kebodohan. Maka aku ingin melawan stereotip itu dengan desain grafis dan film. Aku ingin melawan bersama para da’i, hafizh, ulama dan guru-guru ngaji untuk keadaan manusia yang lebih manusiawi.


2.
Aku ingin membangun keluarga yang hafal dan mengamalkan al quran. Aku ingin menikah dengan seorang wanita shalihah yang pandai mengatur keuangan, yang manis ucapannya membawa berkah bagi kehidupanku. Dia yang mau menemaniku di tepian Ranu Kumbolo dan berbagi secangkir cokelat hangat, bersamaku melaksanakan solat dhuha dipuncak mahameru, dan bercerita tentang masa tua disaksikan gugusan bintang-bintang  diatas Kalimati. Dia yang selalu bersyukur saat sepi pesanan desain, dan selalu mengutamakan sedekah. Memiliki banyak anak, yang salah satunya adalah ahli kimia.






Ketika menikah adalah ibadah, maka ibadah harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Aku tidak khawatir tentang siapa. Karena jodoh, kematian dan rezeki sudah dipersiapkan oleh Tuhan dengan manis. Dia sekarang sedang menungguku sambil melakukan banyak kebaikan sepertinya.

3.
Liburan ke Suriah. Aku menginginkan sekali untuk mengunjungi tanah suriah. Aku bukan ISIS dan tidak ada hubungan dengannya. Hanya seorang yang menderita islamophobia, yang mengaitkan suriah dengan ISIS semata. Di suriah banyak muslim yang dihabisi oleh Syiah pimpinan Bashar al Asad La’natullah alaih. Mereka disuruh sujud kepaad poster besar foto presiden itu dan dipaksa untuk bersaksi tiada tuhan selain Bashar al Asad. Aku ingin kesana duduk sejenak dan bercerita tentang islam di Indonesia yang bahagia dan sejahtera, dan aku ingin mendengar tentang cerita bagaimana ketabahan hidup mereka dibalik gua-gua.

4.
Aku ingin memiliki rumah sederhana dengan banyak benda antik. Memiliki mobil mercedes benz kuno, beberapa vespa dan vinyl yang terus memutar lagu-lagu The Beatles, Queen dan The Who.


5.
Melaksanakan haji bersama orang tua. Ingin sekali aku menginjakan kaki disana, berpijak di tanah kelahiran agama islam melawan penindasan kaum musyrikin. Melihat kakbah dari dekat, menyusun dan mereka ulang sejarah. Membayangkan saat Maryam berlari-lari mencari air untuk Ismail, membayangkan di Gua Hira saat Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu menangis menahan sakit digigit hewan berbisa takut membangunkan Rasulullah yang tidur dipangkuannya.



Demikianlah 5 mimpi kecilku. Mimpi yang akan selamanya menjadi mimpi, saat aku hanya memutuskan berdiam diri, dan hanya terus bermimpi.



Kata seorang sahabat baik, 

“Entrepreneur adalah tentang semangat. Ayo action, jangan hanya rencana” 
(Amirul Hakim 2014)

Seperti kebanyakan orang lihat, aku sekarang hanya banyak menghabiskan diri di rumah. Mengasingkan diri dari segala aktivitas kampus, kecuali kuliah di hari selasa dan kamis siang saja. Sebenarnya aku sama seperti aktivis kampus lainnya. Menaikkan kemampuan diri. Bagi mereka yang masih aktif di organisasi kampus, sangat perlu menaikkan kapasitas diri, berhadapan dengan banyak orang, menjaga adab dan kesantunan, serta belajar banyak berbicara dimuka umum. Terkadang aku iri dengan mereka yang memiliki segudang prestasi, sedang aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Aku sedang banyak belajar menaikkan kualitas desain. Memang masih jauh dari kata bagus, namun belajar adalah proses.

Dilihat dari penampilan pun sepertinya aku tidak pantas mendapat apresiasi. Bahkan sebuah lelucon tentang “menikah” membawaku kepada ketajaman kritik seorang kawan “Jan, buang jauh-jauh mimpi lo buat dapetin dia”... 




Penampilan, gaya bicara, gaya berpakaian dan gaya bersikap adalah sengaja aku pilih seperti ini. Supaya aku meletakkan diriku serendah-rendahnya dihadapan orang. Harapanku adalah untuk membuang pembatas antara aku dengan pemulung kecil, dengan satpam, pengamen, buruh bangunan dan sebagainya. Kemudian aku melabelkan diriku sebagai pecinta musik keras. Mengapa harus musik keras? Karena aku sangat terobsesi terhadap gerakan underground tauhid, punk muslim dan semacamnya. Ini hanya sebuah metode. Membuang pembatas. Bagaimana seorang pemabuk berhenti mabuk kalau kita yang membawa hikmah islam menyampaikannya jauh dibalik pembatas.



Contoh One FInger Movement

Jangan pernah menyerah dalam menyampaikan kebaikan. Umar bin Khattab adalah orang yang sangat memusuhi islam, berubah menjadi pembela islam yang sangat gentar. Begitu pula Nabi Nuh, menyampaikan kebenaran 950 tahun namun pengikutnya tidak lebih dari seratus. Bukan urusan kita tentang hidayah kepada seseorang, yang harus kita lakukan adalah menyampaikan. Bagaimanapun metodenya.

Kemudian sudah selayaknya kita membuang pembatas yang kita ciptakan sendiri atasnama organisasi dan golongan. Islam adalah satu. Sudah selayaknya siapapun saudara seimanan harus dibantu, jangan merasa paling benar dan menganggap muslim lain salah

"Tidak akan masuk kedalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun seberat biji sawi. Lalu ada yang bertanya : sesungguhnya seseorang itu sangat senang kepada baju dan sandal yang bagus ? maka beliau berkata : sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". 
HR Muslim.

Apakah aku sudah merasa benar? Belum, tetapi aku mau berusaha
Semoga aku tetap seperti matahari, dipedulikan atau tidak tetap bersinar terang.


Kunjungi juga bedbugdesign.com

Mengerti Manusia agar Manusia Mengerti

Pada tatanan sosial kita berada pada level  yang sama, menginjak tanah yang serupa, dan menengadah pada langit yang sewarna. Dari jutaan tahun evolusi ego dan kepribadian, kita akan menghabiskan seutuhnya usia agar mengerti satu-per satu makna dari tindak dan ucapan manusia, meskipun kita adalah satu spesies yang sama.

Manusia memaknai cinta dengan berbagai bentuk. Ada yang malu-malu, ada yang tak tahu malu. Ada yang rindu ingin selalu bertemu, ada yang tidak tahu pada siapa ia akan menyatu.

"Aku ingin mengerti manusia agar manusia mengerti aku"

Source : http://img05.deviantart.net/4107/i/2013/097/8/f/the_beautiful_sunset_make_the_silent_siluet___4_by_karikatur666-d60v232.jpg


Ke Entah Berantah


Dia datang saat hujan reda
Semerbak merekah namun sederhana
Dia bertingkah tiada bercela
Siapa kuasa 
Dia menunggu hingga ku jatuh
Terbawa suasana
Dia menghibur saat ku rapuh
Siapa kuasa 
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya
Dia bagai suara hangat senja
Senandung tanpa kata
Dia mengaburkan gelap rindu
Siapa kuasa 
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya
Source : http://loropikir.com/




 Ini lagu keren banget. Bahasanya sih tinggi dan aneh, tapi gue nangkepnya sebagai arti dari pengembaraan. Recomended buat didengarkan. 

Merajut Titik Temu

Saya meminjam frase ini dari seorang sahabat baik Triana Winni --Dialah segenggam bara yang tidak mungkin padam--

from : www.hdwallsource.com

.
.

Hari itu saya ingin menyambung silaturahmi denga sahabat lama, yang dulu bergerak pada ketertarikan yang sama tentang pergerakan mahasiswa. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih karena inspirasinya dan kebetulan semester ini saya berhasil mendapat mata kuliah Kajian Agraria. Dan beliaulah yang memperkenalkan saya tentang dunia pergerakan, terlebih lagi tentang masalah reforma agraria.

Saya sadar memang masalah mengenai agraria ini seperti tidak berujung, karena ketika kita bertanya kepada siapa kita bisa berharap jawabannya adalah kepada rumput yang bergoyang (Eko, 2013)

Dan memang kuliah utama saya sebagai Ekonomi Syariah yang bertujuan memberi keadilan masyarakat luas merasakan Maqashid Syariah sangat bisa dikaitkan dengan seabrek polemik dalam masalah agraria ini.

Beliapun mengajak saya untuk menghadiri diskusi dengan pakar yang telah melalui 6 zaman berbeda, seorang Soekarnois yang dalam 83 tahun umurnya masih semangat meneriakkan keadilan bagi rakyat. Dialah Gunawan Wiradi.


---

Sabtu pagi.

Jadwal hari ini tersusun dengan rapi

1. Jalan-jalan ke bukit dengan Divisi Incomer, Inovasia
2. Menghadiri diskusi "Masalah-masalah Kebangsaan dan Agraria, oleh Gunawan Wiradi"
3. Check peralatan shoting Short Movie Reborn
4. Nonton Konser Nyanyian Raya di Net TV


kita mulai



 1.  Climb the Limit


Saya begitu tertarik dengan alam. Karena alam selalu punya rahasia yang hanya bisa dinikmati oleh orang yang mau dan mampu melihatnya. Memang memeluk hawa dingin kemudian menghirupnya akan menjadi sebuah rasa syukur yang teramat dalam.

Hari sabtu lalu saya dan teman-teman pendanaan ingin melepas penat sejenak. Saya, Kak icha, Kak ichad, dan Kak Rizal --yang rela gowes Ciputat-Bogor dari jam 3 pagi--.

Bertemu kawanan teman lama (baca: Monyet), menapaki bebatuan seskali tanah licin, dan diakhiri memanjat tebing dengan kemiringan 89 derajat diatas puluhan meter pijakan terbawah kota ini.

Polusi tidak menghalangimu, hai tuan Awan


Seeing is Believing


Setelah melalui perjalanan ini, kamipun menapak turun kemudian sedikit melepas lelah dengan berbincang masalah "Mencari Nafkah" untuk LSM tercinta Inovasia. Kami memiliki ide Liar dan kebuasan tindakan



 2.  Diskusi tentang Agraria

Sepulang dari bukit, saya berhenti sejenak untuk berpijak di rumah dan membersihkan diri hingga siap melanjutkan perjalanan ke tempat diskusi berlangsung di Sayogyo Institute, Malabar no. 22. Tempat Kak Winni mengajak saya untuk bertemu langsung dengan seorang tokoh besar, Pak Gunawan Wiradi

Dari situ, mata saya yang semula bagai tertutup tirai, dan... blar! akhirnya tebuka. Mengerti mengenai sebuah konsepsi bahasa dan pemikiran yang mengandung unsur kepentingan yang berujung sangatlah pelik bagi bangsa ini. Tentang perjuangan yang harus dialami, tentang politik pemikiran yang begitu susah dimengerti.

Saya baru tahu bahwa kata sakti Soekarno "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah" adalah tersingkat sebagai "Jali Merah", bukan"Jas Merah" --yang agar ada anggapan Soekarno adalah bagian dari PKI--.

Yang membuat merinding adalah ketika Pak Gunawan Wiradi Menyanyikan Lagu Reforma Agraria. Kemudian beliau juga mengutip Indonesia Stanza 3 yang mengandung cita-cita reforma agraria yang belum terwujud.


Dengan pak Gunawan Wiradi



 3.  Checking Movie Equipment

Pukul 15.30 saya sampai di tempat persewaan Kamera. Sewakamerabogor namanya. Bertemu dengan owner --Mas Heri-- yang first impression sangat menarik dan memiliki wawasan film dan fotografi cukup luas.

Terlebih lagi selain kami memiliki kecintaan yang sama dibidang filmografi dan fotografi, Mas Heri ini juga aktif bergerak di LSM pemberdayaan Masyarakat. Wow.

Semoga sajalah Short Movie kami keluar sebagai juara pertama.

 4.  Nyanyian Raya

Malam ini ditutup dengan gema dan riuh antusias alam raya dalam Konser Nyanyian Raya Iwan Fals. Walau hanya melihat dari televisi, sosok inspirasi ini tidak akan tenggelam oleh waktu, dan tetap akan abadi bersama keberanian.


Meminjam Arti

Mundur ke masa lalu sebentar.

Saya adalah penggemar dari Musisi yang mengusung kebebasan berpendapat dan perjuangan terhadap ketertindasan dibalik dari makna setiap syairnya --walaupun ada dari fans fanatik mereka terkadang melakukan tindakan vandalisme--, Mendengar SID, the SIGIT, dan Iwan Fals akan perform di panggung Jakarta Fair maka saya dan teman saya, Dwi semangat untuk segera menuju kesana. Hari itu SID dan the SIGIT dulu, keesokannya baru Iwan Fals. Singkat cerita kami sampai di tujuan dan segera bergabung dalam kerumunan penonton untuk ikut meneriakan kalimat-kalimat dalam derap alunan nada. Dari Up and Down, Black Amplifire, dilanjutkan oleh lagu-lagu dalam album Sunset di Tanah Anarki. Tanpa sadar handphone saya menghilang. Benda yang menyimpan banyak memori dan harapan. Dan malam itupun diakhiri dengan sesal.

Handphone daruratpun saya dapat kemudian dari meminjam seorang sahabat baik. Handphone biasa tanpa fasilitas media sosial, namun cukup membantu dalam semua urusan saya untuk menghubungkan dengan semesta.

Kemudian beberapa bulan berlalu, pada masa orientasi mahasiswa, sahabat baik saya yang lain mengalami hal serupa kehilangan handphonenya. Fakta bahwa orang baikpun bisa kehilangan handphone...
Lalu saya berniat dalam hati kalau saya punya handphone baru, akan saya berikan padanya, karena sahabat saya adalah seorang pejuang yang sangat dibutuhkan langit untuk menyampaikan pesannya kepada manusia. Saya pikir bakalan repot kalau tanpa handphone.

Saya pun mengikuti acara yang menyertakan hadiah berupa laptop dan handphone, saya ingin dapat handphone itu untuk saya hadiahkan kepadanya. Dari keseluruhan peserta yang diundi, tinggal tersisa dua. Saya dan seorang lagi manusia. Namun pada akhirnya saya gagal mendapat hadiah itu, karena mungkin kembali pada konsep rezeki, semua sudah patuh pada sistem.

Ada kemudian yang membuat saya senang adalah mendengar bahwa handphone sahabat saya itu sudah kembali. Alhamdulillah, berarti orang baik tidak jadi kehilangan handphone.

---


Setelah kejadian itu cukup lama berlalu, saya, Dwi dan Faaruq mendapat sebuah permintaan pembuatan design dan video Company Profile untuk keperluan akreditasi jurusan. Saya terima sebagai bahan pembelajaran dan dalam relung diri saya sama sekali tidak mengharapkan balasan materi. Semuanya berjalan lancar dan damai. Hingga suatu ketika dosen yang sangat baik hatinya ngomel karena saya susah dihubungi, dan memang pada saat itu sang dosen menghubungi saya via media sosial yang hanya bisa saya akses melalui laptop dengan menggunakan modem gantian dengan teman ditambah paket data yang bisa diakses tengah malam. 

"Kamu mau saya beliin hape saja? Mau yang seperti apa?"

saya pikir ini hanya gurauan saja. "Iphone kayak punya ibu juga mau. Hehe"

"Dasar Mahasiswa..."

begitulah kira-kira inti percakapan saya dengan sang dosen baik hati. Keesokan pagi Faaruq berkunjung ke rumah kontrakan dan kebetulan sang dosen sedang memberi instruksi untuk revsi design yang kami kerjakan.

"Gimana kamu mau dibeliin hape apa?"

Faaruq mengetik dari laptop saya "Ojan dibeliin Zenfone 5 saja itu"

Kami pun tertawa. Karena memang sang dosen pandai bergurau seperti kami.


Keesokan harinya.
Sang dosen SMS saya

"Saya hari ini ke Mangga Dua, Nanti Nyusul ya". Sngkat cerita saya dan Dwi pun pergi ke Mangga Dua Jakarta, dan menemui dosen itu.

"Ini buat Kamu" Sambil menyodorkan kotak bertulis ASUS Zenfone 5.

bersambung..

from : http://7-themes.com/6967435-canoe-sunset.html

Hikmah :

Allah akan selalu memiliki rencana dan melihat segala usaha dari niat. Maka jangan pernah membohongi diri dengan sebuah konsepsi keihklasan. Pada akhirnya semua yang akan menjadi milik kita akan tetap menjadi milik kita, hanya masalah waktu, dan waktu itu tidak berbatas

---

Egologi

Ego A person's sense of self-esteem or self-importance (oxford dictionary)
Logi : logos, ilmu.


Entah itu ada apa tidak ilmu seperti itu, tapi saya rasa perlu dicoba mempelajari ego diri masing-masing, dan ego orang lain, dan bisa saja jadi mata kuliah dengan beban 3 SKS.

Karena terkadang dalam perjalanan pendek kelas ke tempat parkir, atau dalam bincang sederhana kawan dengan kawan. Saya menemukan bahwa ketika seseorang menyampaikan keluhan, pencapaian, pemikiran idealis bahkan hanya argumentasi biasa, reaksi yang disampaikan lawan bicara adalah "tentang aku". Tentang aku yang bisa lebih baik, lebih menderita, lebih keras usahanya dan yang serupa lainnya.

Seharusnya semua orang sadar bahwa perasaan dan hati itu ada, eksis, bukan sebuah susunan molekul absurd yang masih ada sudut kosong untuk menyimak kata-kata orang lain. Orang yang bercerita mungkin saja tidak membutuhkan solusi. Hanya sebatas butuh telinga yang mau mendengar.


gambar dari : tophdart.com/


Kalau saya berpikir, lebih bijak untuk tidak mengatakan apapun hal yang tidak perlu diketahui orang lain tentang diri sendiri --kecuali untuk blog ini yang tidak butuh telinga, hanya mata yang bergerak-- namun lebih sekedar meluangkan waktu untuk mendengarkan saja.

Karena ego itu ada. Ego itu tentang diri sendiri, tentang kebijaksanaan merawat batin untuk kebaikan orang lain yang terkadang saja membutuhkanmu.